Setiap Pertemuan Memiliki Cerita dan Setiap Cerita Memiliki Makna....
Cerbung ini awalnya adalah sebuah cerpen yang Insya Allah dibukukan
Maba-Miba

Lima,
sepuluh, lima belas menit berlalu, Kopaja 502 tak kunjung mampir di halte BPS.
Aku sedang berpikir apakah teman kosku berbohong tentang nomor Kopaja, ketika
seseorang tiba-tiba menyapaku.
Cara bicara dan aksen yang
tidak biasa kudengar.
“Kamu
maba STIS kan ya? Tempat daftar ulang di arah mana ya?”
Plontosku
membuka identitasku dengan mudah. Aku terkejut dan langsung menunjuk ke arah
deretan ruangan di lantai bawah gedung.
“Ohh..disitu.
Oke, makasih ya…Eh, nama kamu siapa? Aku Mia. Kamu?” katanya sambil mengajakku
berjabat tangan.
“Lutfi,”
kataku spontan membalas jabat tangannya.
Aku
akhirnya memerhatikan sepenuhnya siapa gadis yang menyapaku. Tingginya hampir
mencapai kepala plontosku, berkemeja biru muda, dengan kerudung yang dililit
ketat di leher.
Mia tersenyum padaku
sebelum berlalu. Semilir kesejukan mengisi sanubariku.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar